Alhamdulillah segala puji bagi Allah tuhan semesta Alam, yang telah
memberikan kami kesehatan dan kesempatan sehingga kami bisa mewujudkan suatu
destinasi mimpi yaitu berpetualang ke jawa dan bertemu dengan gunung seindah
semeru.
Dan sebelum saya bercerita tentang perjalanan kali ini, izinkan kami
memperkenalkan diri,
sebenarnya kami rencana berangkat berlima, tapi yang di kehendaki oleh Allah hanya empat orang dan dia yang beruntung adalah Imam Gauss yang cuek, Irwa Bayu yang keren dan Arif yang Bijaksana.
sebenarnya kami rencana berangkat berlima, tapi yang di kehendaki oleh Allah hanya empat orang dan dia yang beruntung adalah Imam Gauss yang cuek, Irwa Bayu yang keren dan Arif yang Bijaksana.
Perjalanan kami awali pada tanggal 23-10-2013, di waktu siang hari yang sangat terik,
matahari pun seperti membakar semangat kami untuk berangkat dan menapaki
langkah demi langkah, meninggalkan rumah, kampung halaman, dan segenap
orang-orang yang kami sayangi, tapi tak lepas dari semua itu do’a kebaikan
merekalah yang kami anggap sebagai bekal dalam perjalanan kami pada saat itu,
rentetan misteri dalam perjalan kami entah akan berakhir di mana, bagaimana dan
seperti apa, hanya Dia-lah Allah yang tahu segalanya, kami hanya bisa pasrah
dan selalu berharap bahwa kebaikan akan selalu menaungi setiap langkah kami
dimana pun kami berada.
Dan setelah kami melingkar dan berdo’a serta
memantapkan jiwa dan raga, kami pun memulai menyeberangi lautan melalui
pelabuhan Makassar menuju pelabuhan tanjung perak surabaya. pada hari yang
indah itu suatu kebanggaan bagi kami karna beberapa sahabat kami menyempatkan
waktunya untuk mengantar kami sampai pelabuhan tempat kami menyeberangi
indahnya lautan. mereka sahabat kami adalah fitryani yang manis, nadia yang
cantik dan triimen yang silahkan anda nilai sendiri, sebab saya bukan spesies
dari lelaki tersebut, yang tampan, baik tapi selalu gagal dalam percintaan.
berselang beberapa hari kami pun sampai pada satu titik perjalanan kami,
yaitu pelabuhan tanjung perak surabaya, yang mana seperti biasanya rute para
pendaki yang menggunakan transportasi kapal laut dari makassar ke surabaya akan
bersandar di pelabuhan yang terkenal ini, kami pun tdk terburu-buru untuk turun
dan tetap santai pada posisi kami yang tenang dan damai, nah... ini adalah
pelabuhan yang mempunyai deskripsi lagu pribadi yang berjudul tanjung perak dan
entah di nyanyikan oleh siapa, saya kurang mengetahui tentang itu, akan tetapi
yang pasti lagu itu pernah terlintas di telinga kalian dan tdk asing di telinga
orang indonesia,
Setelah kami sampai di pelabuhan tanjung perak, kami pun meluruskan badan
sejenak dan kembali melanjutkan perjalanan dan mencari kendaraan yang bisa
mengantar kami ke terminal dekat tempat kami menginap di kota malang, tapi
sebelum itu kami transit dulu di terminal pertama dan mohon maaf karna saya
lupa namanya terminal apa tapi yang saya ketahui terminal tersebut adalah
terminal untuk menuju terminal kota malang dan jarak untuk menuju terminal
tersebut dari pelabuhan tanjung perak memakan waktu ber jam-jam lamanya, jadi
kami pun menyempatkan diri untuk mengisi perut kami yang kosong di sela
terminal tempat kami transit di sebuah warung yang sederhana.
Dan setelah makan sore kami pun kembali melanjutkan perjalanan dan
menggunakan transportasi bus ke terminal berikutnya namanya terminal Arjosari.
Setelah beberapa jam di atas bus kami pun sampai di terminal tujuan kami
yaitu terminal arojosari, dan tidak lama setelah kami sampai di terminal
tersebut kami pun langsung di jemput oleh beberapa teman baru di Mapala HIMPAS
Vignecvara dari kampus STIE Malangkucecwara, tempat yang di opsikan oleh
sahabat kami Gandz, salah satu anggota mapala di Makassar, sesampai kami di
kampus STIE Malangkucecwara kami pun langsung di sambut dengan baik oleh teman-teman
baru kami dari mapala HIMPAS Vignecvara, suasana yang baru dan wajah yang baru
pula kami kenali membuat kami sempat merasa agak grogi sebab secara sikologis
pada umumnya kami sangat berbeda dengan mereka, tapi seperti itulah perbedaan
yang saya ketahui, sikap saling menghargai dan sifat saling toleransi selalu
harus menjadi alas untuk kita berjalan ataupun berlari.
Dan setelah itu kami mencoba berkenalan, berbaur antara satu dengan yang
lain, melingkar dan menyeruput kopi bersama, bercerita dan saling bertukar
pengetahuan tentang budaya dan karakter tempat kami berasal, kami pun merasa
bahwa malam begitu indah membuat kami akrab, makan bersama, merokok bersama,
tidur bersama dan tertawa bersama sambil bercanda dan bercrita tentang
pengalaman, petualangan yang masih terlalu dangkal bagi kami dari pada mereka
yang memang sudah di bekali segudang ilmu dan pengetahuan khususnya tentang
lingkungan dan kepecinta alaman.
Setelah malam kami lalui bersama dengan damai, pagi pun
muncul dengan cerah dan mngisyaratkan akankederhanaanya, kami pun bergegas
mengatur barang-barang kami kembali dan berharap cuaca mampu bersahabat mengiringi perjalanan kami ke gunung semeru,
dan kami pun sarapan dengan ala kadarnya, bercengkarama dan menghabiskan rokok
sebatang dan meminta izin pamit untuk melanjutkan perjalanan kami.
Tapi sebelum kami berangkat kami pun di beri sedikit arahan
tentang bagaimana untuk sampai ke gunung semeru, tentang kendaraan apa yang
akan kami gunakan agar tak sesat tujuan dan tentang rumah siapa yang kami akan
tempati sebelum mencapai tujuan, sebab hari itu mereka tidak sempat mengantar
kami ke gunung semeru karna ada beberapa kegiatan yang secara umum tidak bisa
mereka tinggalkan bersama, dan Kami pun di damping oleh beberapa teman dari
HIMPAS Vignecvara untuk mengambil angkutan umum menuju terminal arjosari dan
setelah itu ke terminal tumpang, terminal terakhir untuk menuju gunung semeru.
Namun setelah itu kami di arahkan untuk ke rumah salah satu sopir truk yang
bernama cak laman, rumah cak laman tidak terlalu jauh dari terminal tumpang dan
kami pun berhasil menemukan rumah cak laman dan beristirahat semalam, sebab cak
laman tidak langsung mengantar kami ke
kaki gunung semeru dengan alasan sudah hampir menjelang malam.
dan beliau pun menyuruh kami beristirahat di rumahnya dan mengantar kami esok di pagi hari.
dan beliau pun menyuruh kami beristirahat di rumahnya dan mengantar kami esok di pagi hari.
Dan kami pun memanfaatkan waktu untuk beristirahat dan
bercanda bersama, sembari kami pergi membeli logistik untuk kebutuhan kami
dalam pendakian esok hari, di sela itu
istri cak laman pun membuatkan kami teh untuk menemani kami di sore hari yang
tenang.
Sembari kami bercanda dan meneguk teh buatan istri cak
laman, kami pun di hampiri oleh dua orang pendaki yang ternyata berasal dari
daerah yang sama yaitu Makassar, mereka berdua dari kampus merah UNHAS, dan
mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu mendaki gunung semeru, kami pun
bersepakat berangkat bersama esok harinya, malam pun mulai larut tapi mata
enggan mengantuk dan kami pun membangun keakraban sampai menjelma menjadi canda
tawa yang nyaman
Keesokan harinya di
pagi hari yang belum terlalu sempurna, kami pun di bangunkan untuk bergegas berangkat menuju desa terakhir gunung semeru yaitu ranu pani.
Sesampai kami di ranu pani, kami pun melakukan registrasi
sambil mengabadikan diri di depan tugu balai besar TNBTS.
Kembali melanjutkan perjalanan…..
Danau ranu kumbolo….
Salam untuk mu Indonesiaku dari puncak para pengabdi, semoga
kedamaian selalu melekat dalam keindahan merah mu dan kebahagiaan yang adil
selalu membersihkan kotornya putih mu Indonesia……
Oleh : ImamAhmary
No comments:
Post a Comment